Sabtu, 29 Maret 2014

Bahasa Indonesia 2 (softskill TUGAS 2)

1. Berfikir Deduktif
     a. Jelaskan definisi Silogisme Kategorial, Hipotesis dan Alternatif. Serta berikan contohnya !!
  • Silogisme Kategorial 
            Silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut         
            dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi 
            predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua 
            premis tersebut adalah term penengah (middle term). 
            Contoh   :
            Semua manusia bijaksana
            Semua polisi adalah manusia
            Jadi, semua polisi bijaksana.
  • Silogisme Hipotesis
            Argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi
            katagorik.
            Contoh :
            Jika rajin belajar, maka saya akan lulus ujian
            Sekarang saya lulus ujian
            Saya telah rajin belajar.
  • Silogisme Alternatif 
            Silogisme yang terdiei atas mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premisi
            minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
            Contoh :
            Nenek Ani berada di Jogjakarta atau Solo
            Nenek Ani berada di Solo
            Jadi, nenek Ani tidak berada di Jogjakarta.


     b. Jelaskan definisi Entimen dan berikan contohnya !

         Penalaran deduktif secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihalangkan atau tidak
         diucapkan karena sudah sama - sama diketahui.
         Contoh :
          * Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
          * Anda telah memenangkan sayembara ini. Karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.


2. Berfikir Induktif
     a. Jelaskan definisi generalisasi serta sebutkan 2 jenis generalisasi !

          Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati
          generalisasi mencangkup ciri - ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi
          dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik dan lain - lain.
          Ada 2 jenis Generalisasi :
          1. Generalisasi Sempurna
               adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penimpulan diselidiki. Generalisasi
              macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan  tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum
              diselidiki.

          2. Generalisasi Tidak Sempurna
              adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi
              fenomena sejenis yang belum diselidiki.

     b. Jelaskan definisi Analogi !

         Analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung persamaan.
         Dengan kesamaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulannya.

     c. Berikan contoh paragraph sebab - akibat , akibat - sebab !

          Contoh Paraghraph Sebab - Akibat 
               Budi adalah anak yang baik. Ia suka membantu orang tua kapanpun. Kebiasaan menabung,belajar, dan
         suka menolong sudah ia lakukan sejak masih kecil. Sekarang di sudah tumbuh menjadi seorang pemuda yang
         siap menjalani hidup. Akibat kebiasaan lamanya ia sudah siap menghadapi berbagai masalah yang datang
         silih berganti.

         Contoh Akibat - Sebab
               Bencana banjir banyak terjadi dimana - mana sekarang. Bencana banjir tidak hanya melanda daerah
         dataran rendah yang memang sudah menjadi langganan banjir, namun beberapa daerah di dataran tinggi
         juga dilanda musibah banjir. Kira-kira 20 tahun yang lalu, Bandung termasuk wilayah yang bebas banjir.
         Namun apa yang terjadi sekarang ? Setiap musim hujan tiba dan terjadi hujan deras dalam beberapa jam,
         sudah bisa dipastikan banyak wilayah di Bandung yang tergenang banjir. Begitu juga dengan beberapa
         wilayah di Sulawesi yang akhir - akhir ini dilanda banjir bandang. Padahal Sulawesi termasuk wilayah dengan
         jumlah hutan yang tidak bisa dibilang sedikit. Pembabakan hutan secara liar, pembangunan wilayah yang
         tidak memperhatikan sistem drainase merupakan dua penyebab utama bencana banjir yang terjadi
         belakangan ini.
"

Sumber : 
http://bahasadansastra1.blogspot.com/2013/08/contoh-paragraf-akibat-sebab-dan.html
http://nikenyuanita.blogspot.com/  http://dyahwulanseptiani.blogspot.com/










Rabu, 12 Maret 2014

PENALARAN ( TUGAS 1)



1. DEFINISI PENALARAN
Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu :
1. Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:
- Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai.
Jika dipanaskan, logam memuai.
- Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
2. Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh:
Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.



2. PROPORSI
  penalaran(reasoning,jalan pikiran) adalah suatu proses bervikir yang berusahamenghubungkan fakta fakta atau evidensi evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan.



3. EFIDENSI
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Kita mungkin mengartikannya sebagai “cara bagaimana kenyataan hadir” atau perwujudan dari ada bagi akal”. Misal Mr.A mengatakan “Dengan pasti ada 301.614 ikan di bengawan solo”, apa komentar kita ? Tentu saja kita tidak hanya mengangguk dan mengatakan “fakta yang menarik”. Kita akan mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian.
Tentu saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai “kepastian”, Tentu saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam persetujuan terhadap pernyataan tersebut.
Sebaliknya, kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, “Ada tiga jendela di dalam ruang ini,” persetujuan atau ketidak setujuan saya segera jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah didapatkan.
Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.

4. CARA MENGUJI DATA :
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.
Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas

5. CARA MENGUJI FAKTA :
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Apakah itu dalam bentuk Konsistensi atau Koherensi.



6. CARA MENILAI AUTORITAS

Apa yang harus dilakukan bila seseorang sedang menghadapi kenyataan bahwa pendapat berbagai autoritas itu berbeda? Yang dapat dilakukan adalah membandingkan autoritas itu, mengadakan evaluasi atas pendapat tersebut untuk menemukan suatu pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa cara pokok sebagai berikut.
a.    Tidak Mengandung Prasangka
Tidak mengandung prasangka artinya pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya. Pengertian tidak mengandung prasangka yaitu autoritas tidak boleh memperoleh keuntungan pribadi dari data eksperimennya.
Untuk mengetahui apakah autoritas tidak memperoleh keuntungan pribadi dari pendapat atau kesimpulannya, penulis harus memperhatikan apakah autoritas mempunyai interes yang khusus; apakah dia berafiliasi dengan sebuah ideologi yang menyebabkan selalu condong kepada ideologi. Bila faktor itu mempengaruhi autoritas maka pendapatnya dianggap suatu pendapat yang objektif.
b.   Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
Dasar kedua menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas. Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal. Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
c.    Kemashuran dan Prestise
Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.
d.   Koherensi dengan Kemajuan
Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan, jangan berdasarkan pada satu autoritas saja, maka hal itu memperlihatkan bahwa penulis kurang menyiapkan diri.